MAKALAH KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik.
Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya terjadinya proses komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang menjadi topik atau pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian informasi itu akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana penyaluran informasi atau berita.
Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu tidak selama lancar , hal terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada dalam proses komunikasi.
Dari uraian tersebut, bahwa dalam komunikasi itu perlu
diperhatikan mengenai unsure-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi,
baik itu oleh komunikator maupun oleh komunikan, dan juga bahwa komunikator
harus memahami dari tujuan komunikasi.
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat
mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan
di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta
didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses
pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan
kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkatn
aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.
Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan
nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu
masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya
proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam pembelajaran ekonomi. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang guru.
Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam pembelajaran ekonomi. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang guru.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga
pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih
mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat
dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh
guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah,
dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya
dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana
pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Upaya
peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya.
Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat
pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana
kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk
berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi
belajar yang optimal.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi,
kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di
dalamnya agar suasana kelas lebih hidup.
B. Pembatasan Masalah
B. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya
sebagai berikut :
a. a)Pengertian Komunikasi
b. Tujuan dan unsure-unsur komunikasi
c. Fungsi-fungsi komunikasi
d. Efektivitas proses komunikasi dalam
proses pembelajaran
e. Hambatan dalam Proses Komunikasi.
C. Tujuan
Penulisan Makalah
Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini diarahkan untuk :
a.
Untuk
mengetahui arti komunikasi
b.
Untuk
mengetahui tujuan dan unsure-unsur komunikasi
c.
Untuk
mengetahui fungsi-fungsi komunikasi
d.
Untuk
mengetahui efektivitas proses komunikasi dalam proses pendidikan.
D. Sistematika Penulisan
Sebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka klasifikasi sistematika
penulisannya meliputi bab I Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang
masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan, bab
II diibahas tentang pengertian komunikasi, tujuan dan unsure-unsur komunikasi
komunikasi, fungsi-fungsi komunikasi, dan efektivitas proses komunikasi dalam
manajemen pendidikan, dan bab III merupakan bab terakhir dalam penulisan
makalah ini yang berisikan tentang kesimpulan.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu yang
sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang, begitu pula dalam suatu
organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Hal
sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi sebagai
berikut :
1.
Menentapkan
dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2.
Mengembangkan
rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3.
Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.
Memilih,
mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5.
Memimpin,
mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang
mau memberikan kontribusi.
Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses
komunikasi tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1.
Harus
ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan,
ide atau infromasi untuk diberikan.
2.
Harus
ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias dinyatakan dalam
kata-kata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
3.
Suatu
berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide
yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa
berita itu idtujukan.
4.
Harus
ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
5.
Harus
ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak
penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah
berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak.
Berdasarkan dari unsure-unsur
tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat
unsure-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur sumber yang merupakan
sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang akan disapaikan
terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau media
komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu
keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses
komunikasi akan mengalami hambatan.
B. Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari
komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi.
Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi komunikasi adalah :
1.
Fungsi
informasi
2.
Fungsi
komando akan perintah
3.
Fungsi
mempengaruhi dan penyaluran
4.
Fungsi
integrasi
Dari fungsi komunikasi tersebut,
bahwa fungsi informasi, dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin
disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan
dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan
bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide. Fungsi
komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan
orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan
tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung
jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus
dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah
terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti
memasukan unsure-unsur yang meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi
maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan
atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator
harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan
tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang
dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung
jawab.
Pada fungsi integrasi bahwa
organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan
yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan,
oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok
merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan
dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya
suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
C. Efektivitas Komunikasi dalam Proses
Pendidikan
Dalam prosesnya bahwa komunikasi
merupakan suatu proses social untuk mentranmisikan atau menyampaikan perasaan
atau informasi baik yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka
mempengaruhi orang lian. Agar komunikasi berjalan efektif, komunikator hendaknya
mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke atas, ke
samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi
hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain,
dan untuk menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
1.
Karena
komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu
ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu.
2.
Komunikator
berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai dengan maksud
yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu.
3.
Suatu
komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai
dengan maksud komunikasi.
Dalam melaksanakan suatu program
pendidikan aktivitas menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan
maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses komunikasi
dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan
pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau
tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya
lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis.
Demikian pula komunikasi secara informal dan secara formal mendatangkan hasil
yang berbeda pengaruh dan kejelasannya.
Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa “Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan.” Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa “Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan.” Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa
“Komunikasi informal adalah komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada
saat organisasi saling bertukar pikiran, saran ide, atau informasi secara
pribadi.” Komunikasi informal ini tentunya dengan cara melakukan pendekatan
secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal. Menurut Oteng Sutisna bahwa “Sistem komunikasi
informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan
orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang
membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.” Jika komunikator menaruh perhatian kepada
saluran-saluran komunikasi informal, ia akan mengetahui kepentingan dan
perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi dan
masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada
putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang
sama. Dalam kegiatan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal
pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi.
Oleh sebab itu suatu proses pendidikan akan
berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai
dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah
antara komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang
informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah
pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat.
Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung. Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung. Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
Komunikasi aktif merupakan suatu proses
komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan,
di manan antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal
balik di antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana
komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan
sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan
untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.
D. Hambatan Dalam Proses Komunikasi
Melakukan komunikasi yang efektif
tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang
sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi
pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini :
Hambatan yangbersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan.
Hambatan yangbersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan.
Hambatan yang bersifat subjektif,
yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan,
misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan
mencemoohkan komunikasi. Sedangkan kalau
diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi : Gangguan (Noises), terdiri dari
:
Gangguan mekanik (mechanical/channel noise),§ yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
Gangguan mekanik (mechanical/channel noise),§ yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
Gangguan
semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang
pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa,
pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator
dengan komunikan. Gangguan personal
(personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau
komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga
kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya. Kepentingan
(Interest) Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau
menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya
dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita
tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang
akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian
atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu :
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu :
1.
Menentapkan
dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2.
Mengembangkan
rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3.
Mengorganisasikan
sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.
Memilih,
mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5.
Memimpin,
mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang
mau memberikan kontribusi.
Di samping tujuan tersebut,
unsur-unsur komunikasi meliputi ; harus ada suatu sumber, harus ada suatu
maksud atau tujuan, adanya suatu berita atau informasi, harus ada suatu saluran
atau media komunikasi, dan harus ada penerima berita.
Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi. Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik. Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan perananya, sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi. Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik. Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan perananya, sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran yang berkaitan dengan proses komunikasi dalam manajemen pendidikan sebagai berikut:
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran yang berkaitan dengan proses komunikasi dalam manajemen pendidikan sebagai berikut:
1.
Komunikator
hendaknya memiliki kemampuan dalam proses penyampaian informasi, dan
menggunakan saluran atau alat bantu komunikasi sesuai dengan kebutuhan,
sehingga dapat efektif dan efisien.
2.
Komunikan
hendaknya mememahi keberadaannya sebagai penerima pesan atau informasi.
3.
Dalam
proses komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik, sehingga kegiatan
komunikasi terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya timbal balik dan
tercapainya tujuan yang telah diteapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Arief
Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2004).
2.
Burhanuddin,
Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang : Bumi Aksara, 1994).
3.
Dadang
Sulaeman dan Sunaryo, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP Bandung, 1983).
4.
I.Nyoman
Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung, 1983).
5.
M.
Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber
Benih Kecerdasan, 1981).
6.
Maman
Suherman, Pengembangan Sarana Belajar, (Jakarta : Karunia, 1986).
7.
Maman
Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999).
8.
Marsetio
Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir, (Surabaya :
1982).
9.
Nanang
Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996).
10.
Oteng
Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
(Bandung : Angkasa, 1983).
11.
Syaiful
Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung : Alfabeta, 2005).
12.
Wahjosumidjo,
Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 1995.
13.
.http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi-dan-tingkatan-proses-komunikasi/
15.
http://kampuskomunikasi.blogspot.com/2008/06/hambatan-dalam-proses-komunikasi.html
16.
http://etika-filsafat-komunikasi.blogspot.com/2007/09/evasi-komunikasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar